Hutan Peri

Waktunya sarapan pagi, kuhabiskan susu sambil kubaca koran kemarin..

Ada berita mengenai pembangunan di seberang hutan Biologi. Aku jadi teringat beberapa waktu yang lalu saat koran dan televisi lokal memberitakan mayat seorang laki-laki ditemukan membusuk di hutan Biologi. Berita yang membuatku semakin malas jika melewati area itu. Pada sore atau malam hari jika aku harus menuju kampus pasca aku lebih memilih memutar melewati jalan Kaliurang.

Andai saja kalian tahu, boleh percaya atau tidak.. sesungguhnya hutan tersebut terbentang kearah Barat hingga jembatan Jl.Monjali. Dengan kata lain apabila kalian berjalan dari arah perempatan depan Kampus MM dan turun melewati hutan menuju arah RS Sardjito kalian sedang berjalan dibawah hutan yang tak kasat mata.




Ada desas desus yang mengatakan bahwa jika kalian berjalan di area tersebut tidak boleh bersiul, hal tersebut tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah.  Bersiul memang dapat mengundang kehadiran makhluk halus akan tetapi yang paling tidak dianjurkan adalah berlama-lama area tersebut adalah ketika senja atau malam hari terlebih apabila berjalan kaki. Gas CO2 yang dihasilkan oleh pepohonan dihutan tersebut akan semakin aktif di malam hari membuat kita semakin tidak focus dan mudah berhalusinasi. Pada saat itu lah kita paling rentan untuk diganggu makhluk penghuni hutan tersebut.

Setauku ada dua area di UGM yang banyak dihuni Peri, yaitu Hutan Biologi dan taman Lembah UGM. Bila pikiran kosong, bisa saja korban dirasuki, diajak menaiki pepohonan lalu melompat dari atas pohon, atau tiba-tiba berlari menyeberang dan menghadang kendaraan yang lewat. 

Enyahkan bayangan peri-peri lucu dalam film seperti Tinkerbell dan lain sebagainya. Peri dalam kepercayaan jawa adalah sosok manusia yang sangat suka menggoda manusia. Dapat berwujud perempuan cantik atau laki-laki tampan dan biasanya tidak berpakaian yang muncul dari pepohonan dan berbau harum. Para gelandangan atau orang-orang yang mesum gampang sekali tergoda dan menghampiri mereka. Di kota-kota lain Peri-peri juga tinggal di bangunan-bangunan tinggi, jembatan-jembatan besar serta pinggir rel kereta api. Mereka merasuki orang-orang yang pikirannya sedang kosong, berjalan mencari tempat yang tinggi, lalu melompat dari atas ketinggian. Akibatnya bisa fatal.

Oke, Kututup Koran yang kubaca ketika kudengar handphone ku berdering, ternyata pesan dari kak Dewi. Ia pindah kos hari ini dan aku diminta membantunya memilah barang. Kuharap kosnya yang baru memiliki sirkulasi udara yang baik. Karena ruangan yang pengap dan lembab merupakan sasaran bagi hantu penasaran untuk berdiam dan bersarang. Kubuka tasku untuk memasukkan handphone ketika kutemukan permen coklat pemberian Kak Mashita kemarin.


Ternyata memang tidak mudah untuk mejadi orang yang populer..”, bisikku dalam hati. Kuhirup nafas dalam lalu bergegas menuju garasi.

3 komentar:

  1. Unknown mengatakan...

    wah siapa yang duga kamu bakalan cerita tentang hantu-hantuan. seru juga, kapan-kapan coba berburu hantu kayaknya menarik, jangan lupa bawa pawangnya, bisa manggil gak bisa mulangin kan repot. haha

  2. Unknown mengatakan...

    Baik kak, kapan-kapan ku ajak liat mba kunti di PAU.. hehehehe

  3. Mashita Fandia mengatakan...

    ((((permen coklat))))

Posting Komentar